Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia)

 Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia)

1. Letak Geografis

Daerah lembah sungai Eufrat dan Tigris dikenal dengan sebutan Mesopotamia. Mesopotamia, yang secara harfiah berarti "tanah di antara sungai-sungai," terletak di antara Sungai Eufrat dan Tigris di Timur Tengah, yang sekarang menjadi bagian dari Irak, Kuwait, Suriah, dan Turki. Wilayah ini dikenal dengan tanah aluvialnya yang subur, yang ideal untuk pertanian dan menjadi tempat kelahiran peradaban kuno.

2. Penduduk dan Masyarakat

Daerah-daerah di sekitar Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun bangsa Semit. Kehidupannya bersifat semi-nomadik. Mereka hidup dari beternak dan berdagang. Setelah mendiami tanah-tanah yang subur, mereka mulai hidup dari mengolah pertanian. Masyarakat Mesopotamia terdiri dari berbagai kelompok etnis seperti Sumeria, Akkadia, Assyiria, dan Babylonia. Struktur sosialnya hierarkis, dengan raja dan bangsawan di puncak, diikuti oleh pendeta, pedagang, petani, dan budak. Penduduknya terlibat dalam berbagai kegiatan seperti pertanian, perdagangan, dan pengerjaan logam.

3. Pertanian dan Pengairan

Pertanian di Mesopotamia sangat bergantung pada sistem irigasi yang kompleks karena curah hujan yang rendah. Petani mengalirkan air dari sungai melalui kanal-kanal untuk mengairi ladang gandum, barley, dan tanaman lain. Pengendalian air menjadi faktor penting dalam kehidupan sosial dan politik. Pada musim hujan sekitar bulan Oktober-April terjadi air bah dari kedua sungai tersebut. Setelah surut, daerah-daerah di sepanjang aliran sungai meninggalkan lapisan lumpur yang amat subur. Di daerah-daerah tersebut masyarakat hidup dengan berccok tanam. Masalah banjir ini dapat diatasi dengan cara membuat system pengairan yang baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebih pada masa banjir.

4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Mesopotamia terkenal dengan penemuan teknologi seperti roda, bajak, dan teknik pengairan. Mereka juga mengembangkan matematika dasar, astronomi, dan medis. Keterampilan ini memungkinkan mereka untuk membangun kota-kota besar dan menjalankan pemerintahan yang efisien.

5. Sistem Tulisan

Sistem tulisan pertama di dunia, yakni huruf paku (cuneiform), muncul di Mesopotamia. Sistem ini awalnya digunakan untuk mencatat transaksi ekonomi, tetapi berkembang menjadi alat untuk menulis hukum, sejarah, dan sastra. Huruf paku ini ditemukan antara lain dalam prasasti-prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan, yang dikenal dengan sebutan Undang-Undang Hammurabi atau Codex Hammurabi.


Huruf Paku (Cuneiform)

Sumber: Wikipedia

6. Penanggalan/Kalender

Orang-orang Mesopotamia sudah mengenal system penanggalan atau kalender yang dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Orang Mesopotamia mengembangkan kalender lunisolar yang terdiri dari 12 bulan berdasarkan siklus bulan. Untuk mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim, mereka membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik, yaitu 24 jam menjadi satu hari, 30 hari menjadi satu bulan, dan 12 bulan menjadi satu tahun. Kalender ini digunakan untuk menentukan waktu festival keagamaan dan musim tanam.

7. Perekonomian

Perekonomian Mesopotamia didasarkan pada pertanian, tetapi perdagangan juga memainkan peran penting. Mereka berdagang dengan wilayah tetangga seperti Mesir dan Lembah Indus, menukar barang-barang seperti biji-bijian, kain, dan logam. Hal ini tidak terlepas dari letak wilayah Mesopotamia yang sangat strategis untuk perdagangan, karena terletak antara Laut Tengah dan lembah Sungai Shindu yang telah ramai hubungan dagangnya.

8. Politik dan Pemerintahan

Wilayah Mesopotamia terdiri dari berbagai kerajaan. Antara kerajaan sering terjadi peperangan. Kerajaan yang kuat membawahi kerajaan lainnya. Kepala negara adalah seorang raja yang merangkap sebagai kepala agama. Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia diantaranya:

·       Kerajaan Sumeria
     Sumeria adalah salah satu kerajaan pertama di Mesopotamia. Mereka mendirikan kota-kota  seperti Uruk (Ur), dan Lagash yang dipimpin oleh raja dan dewan kota. Mereka juga mengembangkan hukum dan sistem administrasi. Pada 2500 SM kerajaan Sumeria berhasil dikalahkan oleh raja Sargon dari kerajaan Akkadia.

·       Kerajaan Akkadia
     Bangsa Akkadia termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari padang pasir. Akkadia, di bawah Sargon Agung, menjadi kerajaan pertama yang mempersatukan Mesopotamia di bawah satu pemerintahan. Kerajaan ini memperluas pengaruhnya hingga ke wilayah-wilayah lain, menciptakan dinasti yang kuat. Bangsa Akkadia memuja banyak dewa. Mereka juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.

Raja Sargon
Sumber: Wikipedia

·       Kerajaan Babylonia Lama
   Bangsa Amora yang merupakan rumpun bangsa Semit menguasai kerajaan Babylonia Lama. Kerajaan babylonia Lama dipimpin oleh Raja Hammurabi, kerajaan ini dikenal dengan Kode (Codex) Hammurabi, salah satu kumpulan hukum tertulis tertua di dunia. Babylonia menjadi pusat kekuasaan dan budaya pada masanya. Setelah raja Hammurabi meninggal, kerajaan Babylonia mulai lemah akibat serangn dari bangsa Hittite dari arah barat (1900 SM). Serangan-serangan itu meruntuhkan kerajaan Babylonia Lama.

·       Kerajaan Assyria
     Assyria dikenal dengan kekuatan militernya yang hebat. Mereka mendirikan kerajaan yang luas dan menerapkan pemerintahan yang terpusat serta teknik perang yang canggih. Selama beberapa tahun bangsa Assyiria berjuang melawan bangsa Akkadia dan Sumeria. Bangsa Assyiria memenangkan peperangan dan menguasai Mesopotamia. Raja-raja yang pernah berkuasa di Assyiria diantaranya Raja Sargon II, raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal. Kerajaan Assyiria diserang oleh bangsa Khaldea  dan pada tahun 612 SM, ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya kerajaan Assyiria.

·       Kerajaan Babylonia Baru
   Setelah menguasai ibu kota Niniveh, bangsa Khaldea dibawah pimpinan Raja Nabopalassar membangun Kembali kerajaan Babylonia yang dikenal juga sebagai Babylonia Baru. Kerajaan ini mencapai puncaknya di bawah Nebukadnezar II yang membangun Taman Gantung Babilonia, salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Kerajaan Babylonia Baru runtuh akibat serangan bangsa Media dan bangsa Persia pada 539 SM.

·       Kerajaan Persia
  Kerajaan Persia menaklukkan Mesopotamia di bawah kekuasaan Cyrus Agung. Mereka memperkenalkan sistem pemerintahan yang lebih terorganisir dan toleransi beragama. Raja Cyrus menguasai Sebagian daerah India bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Ia digantikan oleh anaknya yaitu Raja Cambysses. Pada 525 SM Raja Cambysses berhasil menaklukan Mesir. Setekah meninggal, Raja Cambysses digantikan oleh Raja Darius.

9. Sistem Tata Kota

Kota-kota Mesopotamia seperti Ur, Babylon, dan Nineveh dirancang dengan tata kota yang terorganisir. Mereka memiliki dinding kota, kuil besar (ziggurat), jalan-jalan, dan saluran air. Setiap kota juga memiliki pasar dan distrik tempat tinggal yang berbeda untuk kelas sosial yang berbeda. Rumah-rumah atau Gedung-gedung dibangun dengan mempergunakan batu bata merah.

10. Hasil Kebudayaan

·       Ilmu Hitung
    Bangsa Mesopotamia sudah mampu menghitung bahwa satu tahun terdiri dari 354 hari atau 360 hari. Orang Mesopotamia mengembangkan sistem bilangan berbasis 60 yang menjadi dasar bagi pembagian waktu (jam dan menit) dan geometri dasar.

·       Seni Bangunan dan Arsitektur
    Mereka membangun ziggurat, kuil besar yang berfungsi sebagai pusat keagamaan dan sosial. Arsitektur Mesopotamia juga ditandai dengan penggunaan batu bata lumpur dan dekorasi yang rumit. Kota Babylonia adalah kota yang indah yang terletak diantara tepi sungai Eufrat dan Tigris. Keindahan Babylonia disebabkan adanya sebuah jembatan besar dan merupakan jembatan tertua di dunia. Di beberapa tempat didirikan taman-taman yang bagus dan indah diatas bukit-bukit buatan. Taman tersebut terkenal dengan sebutan Taman Bergantung (The Hanging Garden).
Ziggurat
Sumber: kompas.com

11. Sistem Kepercayaan

Kepercayaan masyarakat di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria, mereka  menganut politeisme atau menyembah dewa-dewa yang berkaitan dengan alam seperti Anu (dewa langit), Enlil (dewa angin), dan Ishtar (dewi cinta dan perang). Mereka percaya bahwa dewa-dewa mengendalikan semua aspek kehidupan, dan para raja dianggap sebagai wakil para dewa di bumi. Ritual keagamaan melibatkan persembahan dan festival yang diadakan di kuil-kuil besar. Ketika bangsa Persia menguasai Mesopotamia, berkembanglah ajaran Persia. Kitab suci bangsa Persia yaitu Awesta merupakan firman dari dewa dan dengan perantaraan nabi diturunkan kepada bangsa Persia. Bangsa Persia memuja dewa Ahura Mazda (Kebaikan) yang bermusuhan dengan dewa Angro Mainyu (Kejahatan). Antara tahun 100-700 SM agama Persia diperbaharui oleh seorang nabi yang Bernama Zarathustra (Zoroaster).

 

0 comments:

Post a Comment