Peradaban Lembah Sungai Kuning

 Peradaban Lembah Sungai Kuning

1. Letak Geografis

Peradaban Lembah Sungai Kuning (Huang He) berkembang di sepanjang Sungai Kuning di Cina Utara. Sungai ini dikenal sebagai "Sungai Kesedihan" karena sering menyebabkan banjir yang menghancurkan, tetapi juga menjadi sumber kehidupan karena tanahnya yang subur, yang mendukung pertanian. Sungai Kuning mengalir dari Pegunungan Kunlun di Tibet ke Laut Kuning, menciptakan dataran subur yang mendukung peradaban awal Cina.

2. Pertanian

Pertanian di Lembah Sungai Kuning dimulai sekitar 5000 SM. Tanah subur di sekitar sungai memberikan kondisi yang ideal untuk bertani. Penduduk awal menanam gandum, teh, jagung dan padi. Pertanian menjadi lebih maju dengan pengembangan sistem irigasi, yang memungkinkan lahan lebih luas untuk ditanami dan mendukung pertumbuhan populasi.

3. Teknologi

Peradaban Sungai Kuning adalah salah satu yang paling awal dalam mengembangkan teknologi metalurgi. Dinasti Shang, misalnya, terkenal karena penguasaan perunggu yang digunakan untuk membuat senjata, peralatan, dan artefak ritual. Teknologi keramik dan tenun juga berkembang, dengan penemuan roda tembikar dan alat tenun yang lebih canggih.

4. Aksara dan Bahasa

Masyarakat Cina sudah mengenal tulisan berupa tulisan gambar. Huruf atau tulisan ini berkembang menjadi aksara yang dikenal sebagai Hanzi, yang terus digunakan hingga kini. Bahasa Cina Kuno memiliki berbagai dialek, tetapi aksara Hanzi berfungsi sebagai penyatuan budaya yang melampaui perbedaan lisan.


Aksara Hanzi

Sumber:Wikipedia

5. Astronomi

Astronomi memiliki peran penting dalam kehidupan religius dan politik Cina kuno. Para astronom Cina mencatat gerhana, komet, dan fenomena langit lainnya, yang dianggap sebagai tanda dari para dewa. Kalender Cina awal didasarkan pada pengamatan bulan dan matahari, yang berperan dalam menentukan musim tanam dan upacara keagamaan.

6. Politik dan Pemerintahan

Peradaban Sungai Kuning diatur oleh berbagai dinasti yang masing-masing memiliki kontribusi penting:

  • Dinasti Xia (2070–1600 SM): Dinasti pertama menurut legenda Cina, meskipun bukti arkeologisnya masih diperdebatkan. Dinasti ini diduga memulai praktik pemerintahan berbasis keluarga dan pengembangan sistem irigasi.
  • Dinasti Shang (1600–1046 SM): Dinasti ini mendirikan ibu kota di Anyang dan dikenal dengan perkembangan seni perunggu serta sistem tulis pertama Cina.
  • Dinasti Zhou (1046–256 SM): Dinasti ini memperkenalkan konsep Mandat Langit untuk melegitimasi kekuasaan raja, serta mengembangkan sistem feodal. Pada masa dinasti Zhou terdapat pembagian kekuasaan antara pusat dan daerah. Pemerintahan pusat dipimpin oleh Kaisar sedang pemerintahan daerah dikuasai oleh raja bawahan atau raja vazal. Pada masa ini juga muncul tokoh-tokoh filsafat seperti Lao Tse dan Kong Fu Tse.
  • Dinasti Qin (221–206 SM): Dinasti ini berhasil menyatukan Cina untuk pertama kalinya, memperkenalkan sistem hukum yang ketat, dan memulai pembangunan Tembok Besar Cina. Pada masa ini system raja vazal dihapuskan dan pemerintahan Cina dipegang oleh satu orang raja saja. Dinasti ini di dirikan oleh raja Cheng yang bergelar Shing Huang Ti. Raja Shih Huang Ti memerintahkan pembangunan tembok di sepanjang perbatasan daerah Cina bagian Utara untuk menghalau Gerakan suku pengembara. Tembok ini baru selesai 18 abad kemudian yaitu pada masa pemerintahan dinasti Ming. Setelah raja Shih Huang Ti meninggal terjadi perebutan kekuasaan. Liu Pang berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Han.
  • Dinasti Han (206 SM–220 M): Dinasti Han memperluas wilayah Cina dan membuka Jalur Sutra. Sistem pemerintahan birokratis berbasis ujian sipil juga diperkenalkan. Pada masa ini berkembang ajaran Kong Fu Tse. Dinasti Han mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan raja Han Wu Ti. Setelah raja Han Wu Ti meninggal, dinasti Han mengalami kemunduran dan runtuh pada 221 M. Kemudian Cina terbagi menjadi kerajaan-kerajaan kecil dan dapat dipersatukan Kembali pada masa dinasti Tang.
  • Periode Enam Dinasti (220–589 M): Periode ini ditandai oleh fragmentasi politik dan konflik antar kerajaan, namun juga menjadi masa penting dalam perkembangan budaya dan agama Cina.
  • Dinasti Sui (581–618 M): Dinasti ini menyatukan kembali Cina setelah periode perpecahan panjang dan memulai pembangunan Kanal Besar Cina.
  • Dinasti Tang (618–907 M): Salah satu dinasti yang paling makmur, Dinasti Tang memperluas pengaruh budaya dan ekonomi Cina ke seluruh Asia. Dinasti Tang didirikan oleh raja Li Shih Min yang terkenal dengan nama Kaisar Tang Tai Sung. Dibawah pemerintahan raja Tang Tai Sung dinasti Tang mencapai puncak kejayaannya. Pada masa Dinasti Tang, agama Nasrani dan Islam mulai masuk ke Cina. Dinasti Tang runtuh pada abad ke-10 dan Cina Kembali mengalami perpecahan.
  • Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907–960 M): Cina kembali terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil setelah runtuhnya Dinasti Tang.
  • Dinasti Song (960–1279 M): Dinasti ini terkenal dengan inovasi teknologi, ekonomi, dan perkembangan seni yang pesat. Pada masa Dinasti Song lahir beberapa penemuan besar, seperti bubuk mesiu, percetakan, uang kertas, dan kompas. Dinasti Song akhirnya jatuh ke tangan Kekaisaran Mongol yang kemudian mendirikan Dinasti Yuan.
  • Dinasti Yuan (1279–1368 M): Dinasti ini didirikan oleh Kubilai Khan yang merupakan bangsa Mongol dan memperkenalkan pengaruh asing dalam pemerintahan dan budaya Cina. Masa pemerintahan Dinasti Yuan atau Mongol di Cina berakhir setelah serangkaian kelaparan, wabah penyakit, banjir, dan pemberontakan petani.
  • Dinasti Ming (1368–1644 M): Dinasti Ming didirikan oleh Zhu Yuan Zhang atau Kaisar Hongwu, yang memimpin pemberontakan para petani untuk meruntuhkan Dinasti Yuan. Dinasti ini dikenal dengan pembangunan besar-besaran, termasuk Tembok Besar Cina yang kita kenal hari ini, serta ekspedisi laut yang dipimpin oleh Laksamana Zheng He.

Tembok Besar Cina
Sumber: Wikipedia
  • Dinasti Qing (1644–1912 M): Dinasti Qing merupakan dinasti asing yang memerintah Cina selain Dinasti Yuan. Dinasti Qing merupakan dinasti terakhir Cina yang mengalami kemunduran akibat tekanan internal dan eksternal, termasuk serangan dari kekuatan Barat dan Jepang. Dinasti Qing runtuh pada 1912, yang kemudian disusul dengan berdirinya Republik China.

7. Filsafat

  • Lao Tse: Pendiri Taoisme, yang mengajarkan keharmonisan dengan alam dan pentingnya keseimbangan dalam kehidupan melalui konsep Tao. Taoisme mengajarkan orang agar menerima nasib. Menurut ajaran ini suka, duka, Bahagia dan bencana adalah sama saja.
  • Kong Fu Tse (Konfusius): Pendiri Konfusianisme, yang menekankan moralitas, etika, dan pentingnya hubungan sosial yang harmonis. Menurut ajaran Kong Fu Tse, Tao adalah suatu kekuatan yang mengatur segala-galanya dalam alam semesta ini, maka tata cara hidup manusia diatur oleh Tao. Ajaran Kong Fu Tse mencakup bidang pemerintahan dan keluarga. Rakyat harus hormat dan taat kepada rajanya, seperti anak terhadap bapaknya. Sebaliknya raja harus memerintah rakyat dengan baik dan bijaksana seperti bapak terhadap anaknya.
  • Meng Tse (Mencius): Seorang filsuf Konfusianisme yang mengembangkan ajaran Konfusius lebih lanjut, menekankan pentingnya kebaikan hati dan peran penguasa sebagai pelindung rakyat. Menurutnya rakyat lah yang terpenting dalam suatu negara. Apabila raja bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat, maka tugas Menteri untuk memperingatkannya. Apabila raja mengabaikan peringatan-peringatan itu maka para Menteri wajib menurunkan raja dari tahtanya.

8. Hasil Kebudayaan

  • Seni Sastra: Cina kuno menghasilkan karya-karya sastra penting seperti puisi klasik dari Dinasti Tang, serta teks-teks filosofis Konfusianisme dan Taoisme.
  • Seni Bangunan: Perkembangan arsitektur Cina kuno termasuk pembangunan istana, kuil, dan pagoda yang megah. Tembok Besar Cina adalah salah satu contoh paling terkenal. Salah satu kuil yang terkenal di Cina adalah Kuil Dewa Beijing.

Kuil Dewa Beijing
Sumber: Wikipedia
  • Seni Kerajinan: Kerajinan tangan seperti porselen, sutra, dan perunggu sangat dihargai dan menjadi komoditas perdagangan utama dalam Jalur Sutra.

9. Sistem Kepercayaan

Sistem kepercayaan Cina kuno mencakup kepercayaan terhadap roh leluhur, dewa-dewa alam, serta konsep Yin dan Yang. Taoisme dan Konfusianisme kemudian berkembang menjadi sistem kepercayaan yang mempengaruhi kehidupan spiritual dan sosial. Selain itu, Buddhisme juga masuk ke Cina dan menjadi salah satu agama utama selama Dinasti Han dan seterusnya.

 

0 comments:

Post a Comment